Sistem Starter

Tuesday, June 12, 2018

Pada dasarnya suatu mesin tidak dapat hidup (start) dengan sendirinya, oleh karena itu mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk dapat memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkannya. Umumnya mobil mempergunakan sistem starter. Sistem starter merupakan bagian dari sistem kelistrikan mesin.
Sistem starter berfungsi untuk menghidupkan mesin pada saat langkah awal. Setelah mesin hidup, maka sistem starter tidak digunakan lagi.

Rangkaian sistem starter


Prinsip Motor Starter
Motor starter bekerja dengan merubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Proses ini memanfaatkan kaedah fleming left hand. Yang berbunyi, " apabila terdapat arus listrik yang mengaliri konduktor, sementara konduktor tersebut terletak di dalam Medan magnet. Maka konduktor tersebut akan terdorong sesuai garis gaya magnet yang ditunjukan dengan kaedah tangan kiri fleming ".

Hubungan antara garis gaya magnet, arus listrik dan gaya dorong ditunjukan dalam tiga jari. Jari tengah menunjukan arah arus, jari telunjuk menunjukan arah Medan magnet, sedangkan jempol atau ibu jari menunjukan kemana arah gaya dorongan.

Kemudian disusun sedemikian rupa agar arah berkebalikan sehingga gaya yang dihasilkan juga berkebalikan. Karena diletakkan pada sebuah poros menyebabkan gaya putar berkesinambungan. Prinsip ini sama dengan prinsip motor starter pada umumnya dan hampir menyamai prinsip kerja generator. Namun perbedaannya, generator mengubah energi mekanik menjadi energi listrik sedangkan motor starter kebalikannya.

Komponen-komponen Sistem Starter :

1. Baterai
Berfungsi sebagai sumber arus listrik untuk mensuplai arus listrik ke motor starter.

2. Kunci Kontak
Berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan aliran arus listrik dari baterai ke motor starter.

3. Motor Starter
Berfungsi untuk menghidupkan mesin pada saat langkah awal dengan cara memutarkan flywheel pada saat sistem starter beroperasi.
Pada umumnya motor starter menggunakan arus DC (arus searah) untuk menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil dari sumber arus baterai. Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa motor starter harus sekecil mungkin.


MOTOR STARTER
Motor starter berfungsi untuk menghidupkan mesin pada saat langkah awal dengan cara memutarkan flywheel (roda penerus) melalui ring gear pada saat sistem starter beroperasi. Motor starter yang dilengkapi pada automobiles dilengkapi dengan magnetic switch yang memindahkan gigi yang berputar (pinion gear) untuk berkaitan atau lepas dari ring gear yang dipasangkan mengelilingi flywheel (roda penerus) yang dibaut di poros engkol.
Pada kendaraan saat ini terdapat dua macam motor starter, yaitu motor starter tipe konvensional dan tipe reduksi.

Motor starter tipe reduksi biasanya dipasang pada kendaraan yang dirancang untuk dipergunakan pada daerah dingin, karena dapat momen yang lebih besar yang diperlukan untuk mensterilkan mesin pada cuaca dingin. Motor starter tipe ini dapat menghasilkan momen yang lebih besar dibanding dengan motor starter tipe konvensional untuk ukuran dan berat yang sama.

Macam-macam Motor Starter

1. Tipe Konvensional

Motor starter tipe konvensional banyak dipakai pada mobil, hanya roda gigi pinion dan overruning clutch yang digeser oleh tuas/drive lever yang digerakkan oleh solenoid sehingga berkaitan dengan ring gear. Solenoid yang berfungsi sebagai saklar magnet.
Tipe ini bekerja secara konvensional tanpa adanya reduksi roda gigi. Alhasil, motor starter tipe ini menghasilkan momen yang kurang besar daripada motor starter tipe lainnya.
Tipe starter ini memiliki kelebihan yaitu konstruksi yang lebih sederhana.

2. Tipe Reduksi

Pada tipe selanjutnya, merupakan inovasi yang bertujuan sebagai penyempurnaan dalam hal kinerja dan ruang dari tipe sebelumnya. Sistem starter reduksi memiliki bentuk yang lebih kecil dengan moment putaran yang dihasilkan cukup besar. Sesuai dengan namanya, motor starter reduksi akan mereduksi putaran yang dihasilkan oleh armature coil melalui reverse gear. Sehingga RPM output pada gigi pinion menjadi lebih lambat namun memiliki moment cukup kuat. Tipe ini banyak digunakan pada sistem starter mesin diesel.

Walau memiliki volume lebih kecil, komponen didalam sistem ini cukup kompleks. Poros armature tidak langsung dikaitkan dengan pinion gear, tapi akan melewati reverse gear dan starter clutch. Kopling ini akan mengamankan poros armature agar tidak berputar secara berlebihan. Sementara untuk cara kerjanya, sistem ini secara umum sama dengan tipe konvensional.

3. Tipe Planetary

Untuk tipe starter terakhir, juga hampir sama dengan tipe reduksi dimana ada pengurangan putaran armature untuk menghasilkan moment yang lebih besar. Tapi, sistem ini memiliki tingkat reduksi yang bervariasi karena tidak lagi menggunakan reverse gear namun sudah menggunakan gigi planetary.

Roda gigi planetary adalah serangkaian roda gigi yang terdiri dari sun gear, dan tiga planetary gear yang mengelilingi poros utama. Fungsi planetary gear adalah untuk menghasilkan moment besar diawal putaran, dan kecepatan putaran akan bertambah ketika fly wheel mulai berputar.

Konstruksinya gigi planetary terletak di antara poros armature dan pinion gear. Sehingga putaran armature tidak sama dengan putaran pinion gear. Tipe ini banyak digunakan pada Mobil - mobil modern yang memiliki tingkat kompresi yang tinggi.

Komponen-komponen Motor Starter

1. Yoke and pole core
Yoke and pole core

Yoke berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Yoke terbuat dari logam yang berbentuk silinder.
Pole core berfungsi sebagai tempat penopang field coil dan memperkuat Medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.

2. Field Coil
Field Coil

berfungsi menimbulkan dan membangkitkan medan magnet. Field coil terbuat dari magnet yang dililit oleh kumparan tembaga  sehingga Medan magnet yang dihasilkan  besar. Kumparan tembaga dihubungkan secara seri dengan komponen armature coil sehingga pada saat motor starter belum dinyalakan tidak ada kemagnetan di dalam motor starter.

3. Armature and Shaft
Armature and Shaft

Armature coil berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar.
Armature coil terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros, komutator serta kumparan alumunium.

4. Commutator

Commutator terletak di depan bagian armature coil yang terbentuk dari plat tembaga yang saling tersegmentasi.
Commutator berfungsi sebagai penghubung antara arus listrik dari brush menuju kumparan armature.

5. Brush
Brush
Brush

Brush berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Brush terbuat dari tembaga lunak.
Motor starter pada umumnya memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua:
Dua buah brush disebut brush positif dan dua buah brush negatif.

6. Armature Brake
Armature Brake

Armature brake berfungsi sebagai pengerem putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.

7. Drive Lever and Pinion Gear
Drive lever and pinion gear

Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan roda penerus.
Pinion gear berfungsi sebagai roda gigi yang akan meneruskan putaran armature shaft ke roda penerus. Bentuk pinion gear lebih kecil sehingga dapat mereduksi putaran armature coil untuk menghasilkan momen yang lebih besar.

8. Starter Clutch
Starter Clutch
Starter clutch

Starter clutch berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari armature shaft ke roda penerus sehingga dapat berputar. Starter clutch juga berfungsi sebagai pengaman dari armature coil bila mana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear.

9. Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar Magnet (Magnetic Switch)

Sakelar Magnet atau selenoid digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke atau dari roda penerus sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar ke sirkuit motornya.
Magnetic switch terdiri dari : selenoid, inti magnet, plunger (inti gerak), return spring, kontak dan terminal.
Selenoid terdiri dari 2 coil, yaitu :
Pull ini coil berfungsi untuk menggerakkan plunger pada solenoid motor starter sehingga dapat menghubungkan terminal 30 dengn terminal C, sesaat setelah kunci kontak ON.
Hold on coil berfungsi untuk mempertahankan hubungan plunger pada solenoid motor starter antara terminal 30 dengan terminal C, sesaat setelah kunci kontak ON.
Terminal-terminal pada Magnetic switch :
Terminal B (30) : Mendapatkan arus langsung dari positif baterai (30).
Terminal C : Menghubungkan/mengalirkan arus dari terminal B ke kumparan medan magnet (field coil).
Terminal ST (50) : Mendapatkan arus dari terminal ST kunci kontak dan diteruskan ke Pull ini coil dan hold on coil melalui plat kontak.

Demikian informasi yang dapat
Share

1 comment:

 
Copyright © 2015. Blog Otomotif