Sistem Rem (Brake System)

Sunday, April 29, 2018

PENGERTIAN REM

       Rem merupakan komponen pada kendaraan yang berperan sangat penting dalam sistem mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan sebagainya. Selain itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering mengalami blong, hal ini diakibatkan karena pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab terjadinya rem blong yaitu pad rem habis (aus), minyak rem habis, dan terjadinya kebocoran pada seal piston rem, master rem, ataupun pada selang rem, maka dari itu pemeliharaan rem harus sangat diperhatikan.



FUNGSI REM

       Rem berfungsi untuk :

  • mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan.
  • memberikan kemungkinan dapat memarkir kendaraan ditempat yang menurun.
  • sebagai alat pengaman dengan menjamin keselamatan pengendara dengan aman.



PRINSIP REM

       Kendaraan tidak dapat berhenti seketika apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindahan daya. Kendaraan akan tetap bergerak, kelemahan ini harus dikurangi dengan tujuan untuk menurunkan kecepatan gerak hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetis (energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya rem merubah energi kinetis kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek/benda.


TIPE REM

Rem yang dipergunakan pada kendaran bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa type tergantung pada penggunaannya.

1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaran.

2. Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.

3. Rem tambahan (auluxialy brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk diesel dan kendaran berat.

4. Engines break digunakan ada kalanya untuk menurunkan kecepatan kendaraan, Beaking effect (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putarn dari mesin itu sendiri, tidak ada khusus yang diperlukan, untuk itu engine break tidak diterangkan.


1. Rem Kaki

Rem kaki (foot break) di kelompokan menjadi dua tipe, yaitu : rem hidraulik (hydraulic brake) dan rem pneumatik (pneumatic brake).

  • Rem hidraulis (hydraulic break)


Rem hidraulis lebih respond lebih cepat dibanding tipe lainnya, dan juga konstruksinya yang khusus dan handal (superior design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem hidraulis banyak digunakan pada kendaran penumpang truk ringan.

Cara kerja rem hidraulis sebagai berikut: rem hidraulis menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.


  • Rem panematik (peneumatic break)


Sistem rem panematik termasuk kompresor atau jenis yang menghasilkan udara, udara yang bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe sistem rem ini banyak digunakan pada kendaran berat seperti truk dan bus.


2. Rem Parkir

Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk memarkir kendaraan. Rem parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake Kendaraan penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau niaga menggunakan tipe center brake.


3. Rem Tambahan

fungsi utama rem adalah mengurangi putaran roda, bukan sebagai alat penghenti kendaraan. masih banyak ditemukan mobil tanpa fitur ABS akan tetap meluncur meskipun sudah menginjak rem. Ini bukan masalah persoalan roda yang masih berputar, tapi adanya gaya sentrifugal, yang berbanding lurus dengan kecepatan mobil (semakin cepat mobil, semakin besar gaya sentrifugal).





Mekanisme Kerja Rem

Master Silinder

Master silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis.


  • Tipe dan Konstruksi Master Silinder
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga master silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder : tipe tunggal dan tipe ganda (tandem). Master silinder tipe ganda (tandem) banyak digunakan dibandingkan tipe tunggal. Karena tipe silinder ganda (tandem) memiliki keuntungan bila salah satu sistem tidak bekerja, tetapi sistem lain tetap berfungsi dengan baik.
Pada sistem penggerak roda belakang, piston no.1 untuk roda depan dan piston no.2 untuk roda belakang. Pada kendaraan penggerak roda depan menggunakan split hydraulic system untuk dapat mengatasi beban tambahan yang terdapat pada roda depan.
Kendaraan penggerak roda depan dan penggerak roda belakang



Cara Kerja


  • Saat pedal rem tidak diinjak


Piston cup no.1dan 2 terletak diantara Inlet port dan compensating port, sehingga terdapat saluran antara cylinder dan reservoir tank.







  • Saat pedal rem diinjak

Piston no.1 bergerak ke kiri dan piston cup menutup compensating port, sehingga menyebabkan tekanan hidraulik dalam silinder bertambah dan tekanan ini diteruskan ke wheel cylinder kembali ke reservoir.



  • Saat pedal rem dibebaskan

Piston kembali ke posisi semula oleh tekanan hidraulik dan tegangan return spring, dan minyak rem kembali ke reservoir.






  • Outlet Check Valve

Pada beberapa master silinder terdapat outlet Check Valve yang berfungsi untuk pipa rem (1 kg/cm²) untuk mencegah terlambatnya pengereman.





Booster Rem

Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk dapat menghentikan kendaraan dengan segera. Boster rem melipat gandakan (2 sampai 4 kali) daya penekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh.

Bila vakum bekerja pada kedua sisi piston, maka piston akan terdorong ke kanan oleh pegas. Bila tekanan atmosfir masuk ke ruang A, maka piston bergerak ke kiri menekan pegas karena adanya perbedaan tekanan, menyebabkan tekanan batang piston menekan piston master silinder.


KONSTRUKSI



Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri.

Boster rem mempunyai diaphragma (memberan) yang bekerja dengan adanya perbedan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin. Master silinder di hubungkan dengan pedal dan memberan untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.

Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal,boster rem dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga boosternya saja yang hilang dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaran dapat direm normal tanpa bantuan boster. Untuk kendaran yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat.

Boster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian belakang (ruang tekan variasi), dan masing-masing ruang dibatasi dengan memberan dan piston booster.

Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup (valve operating road).



air Valve tertarik ke kanan oleh air Valve return spring bertemu dengan control Valve sehingga tertutup, dan udara luar tidak bisa masuk ke variabel pressure Chamber. Back Valve terbuka menyebabkan terjadinya kevakuman pada Constant dan variabel pressure Chamber. Piston terdorong ke kanan oleh pegas diafragma.






Valve operating roda mendorong air Valve dan control Valve, menyebabkan vacum Valve tertutup dan air Valve terbuka. Hal ini menyebabkan udara luar masuk ke variabel pressure Chamber. Perbedaan tekanan antara variabel dan Constant pressure Chamber menyebabkan piston bergerak ke kiri.






C. Katup Penyeimbang

Kendaran dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan. Gesekan ini adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran yang mesinnya terletak didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya, bila kendaran direm, maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya intertia, dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukaan jalan) ini disebabkan oleh daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda belakang gesekan akan menurun, dan roda belakang bergerak kekanan dan kekiri dan sukar terkontrol dan ini sangat berbahaya bagi para pengemudi. Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang atas tersebut adalah katup pengembali (proportioning valve) atau biasa disebut katup P. Proportioning Valve ini berfungsi untuk mengurangi tekanan hidraulik pada wheel cylinder roda belakang. Proportioning valve ditempatkan pada brake pipe belakang, dengan demikian daya pengereman (daya cengkeram) pada roda belakang akan berkurang. Selain itu, katup P memiliki efek yang sama yang diperoleh dari load silinder and proportioning valve (LSPV) yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai.

Dengan beban, proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan tekanan master silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila system rem tidak dapat berfungsi, katup decelaration sensing proportioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan awal split point sesuai dengan, deselerasi selama pengereman dan perlengkapan lainnya.

JENIS-JENIS PROPORTIONING VALVE




PRINSIP KERJA

  • Tekanan Master Cylinder Tidak Ada

Piston terdorong ke kanan oleh pegas, katup C terbuka.









  • Tekanan Master Cylinder Rendah
Tekanan hidraulis dari master silinder diteruskan dari ruang A ke ruang B melalui katup C. Tekanan di ruang A dan B menjadi sama.
Tetapi luas permukaan piston di ruang B lebih besar dari pada ruang A, menyebabkan piston bergerak ke kiri. Gerakan ini berlawanan dengan pegas yang mendorong piston dan menyetop gerakan piston bila mencapai titik dimana daya pegas seimbang dengan tekanan hidraulis.

  • Tekanan Master Cylinder Tinggi
Piston makin bergerak ke kiri sampai katup C menutup.
Pada saat ini terjadi split (titik a pada grafik). Bila tekanan hidraulis di dalam ruang A dinaikkan lagi, piston bergerak ke kanan dan membuka katup C. Karena tekanan di ruang B bertambah, piston bergerak ke kiri karena adanya perbedaan luas penampang dan menutup katup C.
Proses ini terjadi secara berulang-ulang untuk mengatur tekanan yang bekerja di wheel Cylinder belakang.

CARA KERJA PROPORTIONING VALVE

  • Tekanan Master Cylinder Rendah
Piston terdorong ke kanan oleh pegas. Minyak rem mengalir dari master silinder melalui celah antara Cylinder cup dan piston ke wheel cylinder.


  • Tekanan Master Cylinder Tinggi
Tekanan minyak mendorong piston ke kiri melawan tegangan pegas, menyebabkan piston menutup cylinder cup. Piston terus bergerak ke kiri menyebabkan volume di sebelah kanan cylinder cup bertambah dan tekanan wheel cylinder belakang berkurang.


CARA KERJA BALEN PROPORTIONING VALVE



  • Tekanan Master Cylinder Rendah
Cara kerja saat tekanan Master Cylinder rendah pada blend proportioning Valve sama dengan cara kerja saat tekanan Master Cylinder rendah pada proportioning valve.

  • Tekanan Master Cylinder Sedang
 Cara kerja saat tekanan master cylinder sedang pada blend proportioning valve sama dengan cara kerja saat tekanan master cylinder tinggi pada proportioning tinggi.


  • Tekanan Master Cylinder Tinggi
Saat tekanan master cylinder tinggi, by pass Valve (II), dimana tekanan minyak rem mendorong piston (1) melawan tegangan pegas. Seal tidak menutup saluran (IV), sama dengan wheel cylinder.
Pada blend proportioning valve terdapat dua split point.

JENIS-JENIS REM DAN FUNGSINYA




REM TROMOL (DRUM BRAKE)

Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman (self energizing actionnya / effect) diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan bagian dalam rem tromol yang berputar.

Fungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari tromol yang berputar bersama – sama dengan roda, untuk menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak dipakai pada kendaraan penumpang dan kendaraan komersial.

Rem lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan karena mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda – roda belakang yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.


Kelebihan rem tromol :


  • Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan sebagainya. Jadi rem tromol dapat digunakan pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja secara maksimal.
  • Kanvas rem lebih awet, karena daya pencengkraman rem tromol tidak sekuat rem cakram.


Kekurangan rem tromol :


  • Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan sistem ini membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannya harus membuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu atau kotoran. 
  • Bila terkena air akan terkumpul pada ruang tromol sehingga air akan menyulitkan sistem rem untuk bekerja, jadi setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus mengeringkannya dengan menginjak setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem tromol kering karena panas akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan kembali.
  • Radiasi panas nya lama, akibatnya akan menyebabkan tromol rem memuai sehingga kerja rem kurang maksimal.
  • Konstruksi nya cukup rumit, apabila melakukan perbaikan dapat memakan waktu yang cukup lama.

Komponen-komponen Rem Tromol :

Komponen-komponen rem tromol terdiri dari : backing plate, silinder roda (wheel cylinder), sepatu rem dan kanvas (brake shoe and lining), tromol rem (brake drum)


  • Backing plate

Backing plate terbuat dari baja press yang dipasang pada rumah axle shaft belakang berfungsi untuk menahan silinder roda dan sepatu rem bagian yang tidak bergerak.
Backing plate rawan bengkok dan karatan karena aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate.



  • Silinder Roda (wheel cylinder)

Ada dua tipe silinder roda (wheel cylinder) : Double piston dan Single  piston. Bila timbul tekanan hidraulik pada master silinder maka akan menggerakkan piston cup, piston akan menekan ke arah sepatu rem, kemudian menekan tromol rem. Apabila rem tidak bekerja, piston akan kembali ke posisi semula karena kekuatan pegas pembalik sepatu rem.

Blender plug berfungsi sebagai baut pembuangan udara yang terdapat pada sistem rem.


  • Sepatu Rem dan Kanvas (brake shoe and lining)

Sepatu rem terbuat dari plat baja Kanvas rem dipasang dengan cara dikeling  atau dilem. Kanvas terbuat dari campuran  fiber metalica, brass, lead, plastic dan sebagainya. Kanvas harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi dan harus dapat menahan panas dan aus.

  • Tromol Rem

Tromol rem (brake drum) terbuat dari besi tuang (gray cast iron), ketika kanvas menekan bagian dalam dari tromol  akan terjadi gesekan yang menimbulkan panas yang mencapai suhu 200-300°C. Tromol dipasang pada poros penggerak roda (axle shaft) dan berputar bersama – sama roda.

TIPE REM TROMOL

  • Tipe Leading Trailing

Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe.


  • Tipe Two Leading


Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu piston. Keuntungan tipe ini yaitu : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.


  • Tipe Dual Two Leading


Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat kendaraan maju maupun mundur.


  • Tipe Uni-Servo


Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston.Keuntungan : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.


  • Tipe Duo-Servo


Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder dengan 2 piston. Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.

CELAH SEPATU REM

Celah yang tidak tepat dapat menyebabkan :

  • Celah sepatu rem terlalu besar akan menyebabkan kelambatan pada pengereman.
  • Celah sepatu rem terlalu kecil, rem akan terseret dan menyebabkan keausan pada tromol dan kanvas.
  • Celah sepatu rem tidak sama akan menyebabkan kendaraan tertarik ke satu arah.
Oleh karena itu dibutuhkan mekanisme penyetelan otomatis celah sepatu rem.


  • Penyetelan Otomatis Celah Sepatu Rem
Cara Kerja




Saat rem parkir bekerja, maka tuas tertarik ke kiri. Pada saat yang bersamaan, tuas penyetel berputar searah jarum jam mengelilingi pin tempat sepatu rem terpasang, memutarkan adjusting screw. Saat tuas rem parkir ditarik, maka adjusting lever akan bergerak jauh melebihi jarak gigi berikut dari adjusting screw. Saat tuas rem parkir dibebaskan, adjusting lever akan turun dan memutarkan adjusting screw sehingga menyetel celah.


  • Celah Sepatu Rem Standar


Saat rem parkir ditarik, adjusting lever hanya bergerak sedikit (tidak melebihi gigi berikut pada adjusting wheel). Celah sepatu rem tetap (tidak berubah).


REM CAKRAM (DISC BRAKE)



Rem cakram (disc brake( terdiri dari cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi tuang yang berputar dengan roda, dan disc pad yang berfungsi untuk mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan karena gesekan antara disc pad dan disc rotor.

Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti seperti ini dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi maksimal dan terarah. Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar.



Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram. Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan. Karena gaya dorong untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini telah banyak mobil yang menggunakan rem cakram pada keempat rodanya.

Kelebihan rem cakram


  • Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan sistem rem cakram sebagai andalannya.
  • selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir. 
  • Memiliki sistem rem yang berpendingin diluar (terbuka) sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilation disc) atau cakram yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal. 


Kekurangan rem cakram


  • sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel lama kelamaan lumpur(kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman sampai merusak komponen pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin.
  • Self energizing effect kecil.
  • Pad lebih cepat aus, karena daya pencengkraman yang besar atau kuat.
  • Membutuhkan tekanan hidraulik yang besar.


Komponen-komponen

  • Piringan (disc rotor)
Disc rotor terbuat dari besi tuang dalam bentuk solid (biasa) dan berlubang-lubang untuk ventilasi. Tipe ventilasi digunakan untuk menjamin pendinginan yang baik untuk mencegah fading (koefisien gesek berkurang).


  • Pad Rem
Kanvas rem (disc pad) terbuat dari campuran metallic fiber dan serbuk besi, yang disebut semi-metallic disc pad. Pada pad diberi celah untuk menunjukkan tabel batas pad yang diijinkan (mempermudah pemeriksaan). Pada beberapa pad terdapat anti squel Shin yang berfungsi untuk mencegah bunyi saat pengereman, dan ad wear indikator untuk menginformasikan keausan pad yang sudah tipis.

JENIS-JENIS CALIPER

  • Tipe Fixed Caliper (Double Piston)
Pada tipe ini daya pengereman didapat bila pad ditekan piston clsecara hidraulik pada kedua sisi disc.



  • Tipe Floating Caliper
Cara Kerja

Pada tipe ini hanya terdapat satu piston. Tekanan hidraulik dari master cylinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan disc. Pada saat yang sama tekanan hidraulik menekan sisi pad (B) menyebabkan Caliper bergerak ke kanan dan menjepit cakram dan terjadilah pengereman.


Penyetelan Celah Otomatis Rotor Dengan Pad

Bila pad menjadi aus, maka celah antara rotor dan pad bertambah dan memerlukan langkah yang lebih besar. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu mekanisme penyetelan celah otomatis yaitu piston seal tape adjusting mechanism.

Cara Kerja

  • Celah Normal (Keausan Pad Tidak Ada)
Bila rem dioperasikan, maka piston seal membentuk elastis seperti pada gambar. Bila pedal rem dilepas, piston seal akan kembali ke bentuk semula, dan menarik piston kembali. Besarnya deformasi (amount of deformation) seal adalah celah pad.


  • Celah Terlalu Besar (Pad Aus)
Saat pad aus, bila rem dioperasikan maka gerakan piston akan lebih jauh, tetapi besarnya deformasi seal tetap. Bila pedal rem dilepaskan, maka piston kembali dengan jarak yang sama besar dengan deformasi seal dan celah sepatu rem telah di stel.

  • Saat piston ditekan keluar

  • Saat tekanan dibebaskan


REM PARKIR



Cara kerja

Mekanisme kerja (operating mechanism) pada dasarnya sama untuk tipe rem parkir roda belakang dan tipe center brake. Tuas rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk pengemudi. Dengan menarik tuas rem parkir, maka rem bekerja melalui parking brake cable, intermediate lever, pull roda, equalizer, parking brake cable kiri dan kanan. Di bawah ini beberapa tipe tuas yang digunakan tergantung pada design tempat duduk pengemudi dan sistem kerja yang dikehendaki.



Tuas rem parkir dilengkapi dengan rachet untuk mengatur tuas pada suatu posisi pengetesan. Pada beberapa tuas rem parkir mur penyetelan ya dekat dengan tuas rem untuk memudahkan penyetelan. Kabel rem parkir memindahkan gerakan tuas ke tromol rem sub-assembly. Pada rem parkir roda belakang, dibagian tengah kabel diberi equalizer untuk menyamakan daya kerja pada roda kiri dan kanan.
Tuas intermediate (intermediate lever) dipasang untuk menambah daya pengoperasian.



BODI REM PARKIR


  • Rem Parkir Tipe Roda Belakang

Bodi rem parkir dikelompokkan menjadi dua tipe struktural tergantung pada andilnya tromol rem atau piringan rem (menjadi satu) atau komponen rem yang terpisah.


  • Tipe Rem Parking Sharing

Tipe rem ini digabungkan dengan rem kaki hubungannya dilakukan secara mekanik dengan sepatu rem atau pad rem.

1. Kendaraan dengan Tromol Rem



Pada tipe rem parkir ini, sepatu rem akan mengembang oleh brake shoe lever dan shoe strut.

2. Kendaraan dengan Rem Piringan



Dalam tipe rem parkir ini, mekanisme rem parkir disatukan dalam caliper rek gerakan tuas menyebabkan lever shaft berputar menyebabkan spindle menggerakkan piston dan piston mendorong pad menjepit disc.


  • Tipe Rem Parkir Devoted


Pada tipe rem parkir ini, tromol rem terpisah dari disc brake belakang. Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir seperti pada rem tromol.


  • Tipe Rem Parkir Center Brake


Tipe ini banyak digunakan adalah kkendaraan komersil (niaga). Tipe ini salah satu tipe rem tromol tetapi dipasang antara bagian belakang transmisi dan bagian depan propeller Shaft. Pada rem parkir tipe ini daya pengeremannya terjadi saat sepatu rem yang diam menekan bagian dalam tromol yang berputar bersama out put shaft tranmisi.
Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir seperti pada tromol rem.



Trouble Shooting


Rem adalah suatu komponen keselamatan (safety) utama dalam berkendara. Piranti ini sangat mungkin sekali terjadi kerusakan, terutama bila jarang dilakukan pengecekan atau perawatan berkala. Suatu komponen yang berperan penting didalam sistem rem adalah kampas rem, kampas rem merupakan bahan yang terbuat dari campuran keramik dan asbes yang akan mencengkeram atau menghentikan perputaran piringan cakram pada saat sistem pengereman bekerja. Kerusakan pada sistem pengereman dapat dianalisis dengan gejala-gejala berikut :

1. Bergetar

Saat Rem diinjak terasa getaran pada pedal rem. Hal ini disebabkan oleh permukaan disc break atau tromol rem yang sudah tidak rata lagi. Penanganannya adalah dengan membubut cakram atau tromol dibuat menjadi rata. Pemerataan dengan pemapasan mulai dari ketebalan 0.5-1.5mm masih dianggap aman. Namun, bila kondisi piringan sudah parah atau goresannya sudah terlalu dalam, lebih baik mengganti komponennya.

2. Mengeluarkan Bunyi Dan Terasa Berat Saat Direm

Injakan terasa berat atau keras dan kadang mengeluarkan bunyi mendesis. Pada umumnya mobil moder sudah menggunakan booster untuk memperingan injakan pedal. kalau berat berarti permasalahan ada di bagian Booster.

3. Kurang Mencengkeram

Gejalanya terkadang mobil anda ketika direm masih membutuhkan waktu berapa meter untuk berhenti. Penyebabnya bisa karena kampas rem sudah tipis dan lapisan asbesnya sudah berkurang. penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem dengan segera supaya piringan atau teromol tidak tergerus.

4. Lari Kiri Atau Kanan

Pada gejala ini biasanya saat mobil di rem akan membuang ke salah satu arah. Hal ini disebabkan karena piston pada master rem salah satu roda macet. penanganannya adalah dengan mengganti seal dan piston pada master rem.

5. Rem Dalam

Saat di injak, pedal rem terasa dalam. Hal ini disebabkan karena kampas rem sudah tipis. penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem baru yang sesuai jenisnya.

6. Rem Harus Dikocok/Dipompa

Sebelum dipompa pada pedal rem, mobil tidak bisa berhenti. Kemungkinan ada yang bocor sehingga minyak rem berkurang dan kemasukan angin. penanganannya adalah dengan mengecek kebocoran mulai dari master atas, slang sampai master bawah atau kaliper rem. Segera Anda perbaiki melalui langkah membuang angin (bleeding) untuk mengeluarkan angin.


Perawatan Sistem Rem

Kendaraan yang melaju tentunya perlu suatu sistem yang berguna untuk menghentikan atau mengontrol kecepatannya, itu adalah definisi sistem rem dan juga alasan mengapa sistem rem dibuat.
pada kendaraan bermotor seperti mobil untuk rem depan sekarang sudah menggunakan sistem rem hidrolik yang artinya menggunakan fluida ( minyak ) untuk menggerakan sepatu rem.
Dan berikut adalah tips - tips yang perlu dilakukan untuk menjaga sistem rem tetap bekerja secara optimal demi menjamin keselamatan anda dalam berkendara :

1. Minyak rem

Warna Minyak rem yang baik adalah yang berwarna terang. Bila sudah berwarna gelap menandakan kualitas minyak rem sudah buruk. Karena seiring pemakaian fluida rem akan panas terkena induksi dari kerja sepatu rem yang dapat menimbulkan udara yang bisa menyebabkan sistem rem mengalami kerusakan seperti karat dan kebocoran pada master rem dan komponen lainnya.

Apabila warnanya sudah terlanjur sangat gelap keruh dan kotor sebaiknya dilakukan penggantian master rem set karena pasti sudah terjadi kerusakan dalam master rem karena karat dan komponen karet-karet di dalamnya sudah lemah.

Usahakan Ketinggian minyak rem berada di indikator MAX di dalam reservoir minyak rem. Karena apabila ketinggiannya berkurang menandakan ada kebocoran dalam sistem rem atau ketebalan sepatu rem sudah menipis. Disarankan untuk segera lakukan pengecekan sistem rem ke bengkel resmi agar kualitas tetap terjamin dan dapat dipertanggung jawabkan. Apabila ketinggiannya turun sangat signifikan, kemungkinan terjadi kebocoran pada sistem rem. Segeralah periksakan ke bengkel.


2. Slang - slang sambungan sistem rem

Periksalah slang-slang secara visual dan amati secara seksama dari kebocoran. Ciri-ciri terdapat kebocoran adalah :Periksalah slang-slang dari debu dan berlembabPeriksalah slang-slang dari keretakan, apabila ada sedikit apapun sebaiknya ganti lah slang-slang persambungan rem tersebut karena sistem rem memiliki tekanan dalam fluidanya yang memungkinkan keretakan akan lebih besar lagi.

3. Sepatu rem ( kanvas rem ) / Pad rem / Brake pad / Pad kit

Periksalah secara rutin ketebalan sepatu rem anda. Gunakanlah part asli karena bila menggunakan part lokal bahannya terlalu keras sehingga piringan rem yang akan habis / rusak. Usahakan agar ketebalan minimalnya adalah "2 mm dari indikator ketebalan rem" nya. Bukan dari ketebalan remnya. Sehingga anda mempunyai waktu untuk membawanya ke bengkel untuk melakukan penggantian sepatu rem.

4. Piringan rem ( rotor )

Lihat permukaan piringan rem secara visual dari kerataan permukaannya, karena sangatlah penting demi menghasilkan proses pengereman yang sempurna. Permukaan yang tidak rata dapat mengakibatkan getar pada pedal rem saat di lakukan pengereman.

5. Caliper rem ( Cakram )

Periksalah kinerja dari kaliper rem terhadap korosi dan kemacetan pin-pinya dan juga piston rem. Karena caliper rem yang macet dapat mengakibatkan blokir ( kendaraan cenderung berbelok ke satu arah saat dilakukan pengereman ). Pemeriksaan mudahnya adalah dengan cara mengangkat kendaraan dan putarlah ban dengan tangan dan lihatlah kelancaran perputarannya dan lebih baik lagi bandingkan antara roda kiri dan kanannya. Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram.

Share

1 comment:

 
Copyright © 2015. Blog Otomotif