Umumnya ada empat Sistem pengapian pada kendaraan. Adapun macam-macam sistem pengapian :
- Sistem pengapian konvensional
- Sistem pengapian CDI
- Sistem Pengapian Translator
- Sistem Pengapian DLI
Pada artikel ini saya akan membahas sistem pengapian konvensional pada kendaraan.
Pengertian Sistem Pengapian Konvensional
Sistem pengapian konvensional merupakan sistem pengapian yang dirancang pertama kali pada kendaraan. Sistem pengapian ini memanfaatkan ignition coil untuk menaikkan tegangan baterai 12 volt menjadi tegangan tinggi 10.000-20.000 volt. Selanjutnya tegangan tinggi diteruskan ke distributor yang kemudian disalurkan oleh masing-masing busi melalui kabel tegangan tinggi sesuai dengan urutan pengapian FO (Firing Order) ke setiap silinder mesin.
Fungsi Sistem Pengapian
Fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api listrik ada busi untuk membakar campuran udara bahan bakar di dalam ruang pembakaran mesin pada akhir langkah kompresi sesuai dengan urutan pengapiannya FO (Firing Order).
Komponen-komponen Sistem Pengapian Konvensional beserta fungsinya
1. Baterai (Battery)
Berfungsi sebagai sumber arus listrik dengan tegangan sebesar 12 volt.
2. Kunci Kontak (Ignition Switch)
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari baterai ke ignition coil.
3. Koil (Ignition Coil)
Berfungsi untuk menaikkan tegangan dari baterai sebesar 12 volt menjadi tegangan tinggi sebesar 10.000-20.000 volt.
4. Distributor
Berfungsi untuk mendistribusikan arus tegangan tinggu yang dihasilkan oleh kumparan sekunder pada koil ke busi pada masing-masing silinder melalui kabel tegangan tinggi sesuai dengan urutan pengapian FO (Firing Order).
5. Kabel Tegangan Tinggi
Kabel tegangan tinggi dibuat khudu yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari koil ke distributor dan dari distributor ke busi pada setiap masing-masing silinder.
6. Busi
Berfungsi untuk memercikkan loncatan bunga api di dalam ruang bakar paada akhir langkah kompresi sehingga terjadi pembakaran campuran bahan bakar dan udara bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang telah di kompresikan di dalam silinder.
Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional
1. Pada saat kontak ON dan platina dalam kondisi menutup.
Arus listrik dari baterai ke kunci kontak ke koil ke platina sampai ke massa terhubung. Maka kumparan primer koil timbul kemagnetan yang mempengaruhi kumparan sekunder koil.
2. Pada saat kontak ON dan platina dalam kondisi membuka.
Arus listrik dari battery ke kunci kontak ke koil ke platina sampai ke massa terputus. Maka terjadi induksi pada kumparan primer dan sekunder koil. Tegangan tinggi yang terjadi saat induksi pada kumparan sekunder sebesar 10.000-20.000 volt, kemudian tegangan tinggi ini disalurkan oleh distributor ke masing-masing busi sesuai dengan urutan pengapiannya FI (Firing Order). Sedangkan tegangan yang terjadi saat induksi pada kumparan primer sebesar 300-400 volt yang selanjutnya disimpan di kondensor.
Sistem pengapian konvensional disebut juga sistem pengapian platina, mengapa? Karena pada sistem pengapian yang bekerja adalah platina, sehingga banyak juga yang menyebutnya sistem pengapian platina.
Terimakasih atas kunjungan anda, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
No comments:
Post a Comment