Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah rem tepat pada waktunya, dan rasa terima kasih pada semua pihak baik guru maupun murid yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Ilmu Bahan merupakan mata pelajaran pemeliharaan sasis kendaraan ringan, salah satu materinya yang diberikan ialah rem. Makalah rem dirancang untuk digunakan sebagai sarana dalam kegiatan belajar untuk siswa-siswi jurusan SMK otomotif teknik kendaraan ringan untuk menjadi seorang engineer yang ahli dalam bidangnya. Makalah ini memuat ringkasan teori dari berbagai sumber yang disusun secara ringkas dan sistematis.
Saya menyadari bahwa proses penyusunan makalah yang ringkas dan sistematis, merupakan pekerjaan yang tidak ringan. Demikian pula dalam penulisan dan tata bahasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Dari kesadaran tersebut, saya sangat mengharapkan masukan baik kritik maupun saran dari pembaca dan pemakai makalah rem ini, guna untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Penghargaan yang setinggi-tinginya saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah rem ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat, petunjuk dan bimbingan-Nya terhadap setiap niat baik kita.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. LATAR BELAKANG............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. DEFINISI REM......................................................................................................
B. JENIS – JENIS DAN FUNGSI REM....................................................................
C. KOMPONEN REM................................................................................................
D. TROUBLE SHOOTING........................................................................................
E. PERAWATAN SISTEM REM..............................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................
A. KESIMPULAN......................................................................................................
B. SARAN...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rem mempunyai peranan yang sangat penting pada kendaraan yang merupakan alat transportasi guna demi keamanan, kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara. Pada dasarnya rem mempunyai fungsi untuk memperlambat dan mengatur gerakan suatu putaran. Adapun rem yangdigunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (dapat bekerja dengan baik dan cepat, dapat dipercaya danmempunyai daya tekan yang cukup, mudah diperiksa dan disetel).
Walaupun sistem rem itu sangatlah penting, namun banyak diantara masyarakat umum yang belum memahamidan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis-jenis dari rem tersebut. Oleh karena itu penulis membuat makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan fungsi, cara kerja,dan jenis-jenis dari rem itu sendiri. Dengan adanya makalah ini diharapkan kita bisa lebih mengenal fungsi, cara kerja dan jenis-jenis rem serta bisa menambah dan memperluas wawasan kita terutama mengenai sistem rem.
B. RUMUSAN MASALAH
Beberapa permasalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah
1. Apa itu fungsi rem?
2. Apa saja jenis rem dan bagaimana mekanisme kerja rem?
3. Apa saja bahan pembuat pada komponen rem?
4. Apa saja trouble yang sering terjadi pada sistem rem?
5. Apa saja perawatan dan perbaikan pada sistem rem?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui fungsi dari rem.
2. Mengetahui jenis dari rem dan mekanisme kerja rem.
3. Mengetahui bahan apa saja yang digunakan untuk komponen pada rem.
4. Mengetahui trouble yang sering terjadi pada rem.
5. Mengetahui perawatan dan perbaikan pada sistem rem
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI REM
2.1 Pengertian Rem
Rem merupakan komponen pada kendaraan yang berperan sangat penting dalam sistem mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan sebagainya. Selain itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering mengalami blong, hal ini diakibatkan karena pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab terjadinya rem blong yaitu pad rem habis (aus), minyak rem habis, dan terjadinya kebocoran pada seal piston rem, master rem, ataupun pada selang rem, maka dari itu pemeliharaan rem harus sangat diperhatikan.
2.2 Fungsi Rem
Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memarkir kendaraan ditempat yang menurun dan juga sebagai alat pengaman dengan menjamin keselamatan pengendara dengan aman.
2.3 Prinsip Rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak Kelemahan ini harus dikurangi dengan tujuan untuk menurunkan kecepatan gerak hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetis (energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya rem merubah energi kinetis kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek/benda.
B. JENIS-JENIS DAN FUNGSI REM
A. Rem cakram
Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti seperti ini dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi maksimal dan terarah.Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram.
1. Kelebihan rem cakram
Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan sistem rem cakram sebagai andalanya. selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir.Kemudian rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin diluar (terbuka) sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin disk) atau cakram yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal digunakan.Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini telah banyak mobil yang menggunakan rem cakram pada keempat rodanya.
2. Kekurangan rem cakram
Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama kelamaan lumpur(kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman sampai merusak komponen pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin.
B. Rem tromol
Fungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari tromol yang berputar bersama – sama dengan roda, untuk menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak dipakai pada kendaraan penumpang dan kendaraan komersial.
Rem lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan karena mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda – roda belakang yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.
1. Kelebihan rem tromol
Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan sebagainya. Jadi rem tromol dapat digunakan pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja secara maksimal.
2. Kekurangan rem tromol
Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan sistem ini membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk perawatan membersihkannya harus membuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu atau kotoran. Pada saat banjir air akan mengumpul pada ruang tromol sehingga air akan menyulitkan sistem rem untuk bekerja, jadi setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus mengeringkannya dengan menginjak setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem tromol kering karena panas akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan kembali.
2.5 Komponen-komponen rem
A . Rem Cakram
a) Piringan rotor
b) Selang rem
c) Plat pengatur pad
d) Plat momen
e) Plat rem
f) Pegas penahan pad
g) Pegas anti berisik
h) Shim anti cicit
i) Silinder rem
j) Karet pelindung utama
k) Perapat piston
l) Piston
m) Karet pelindung silinder
n) Ring set
o) Bushing lucur
p) Karet pelindung (Boot
1.1 Fungsi Komponen-komponen Rem Cakram
1. Piringan rotor
Untuk menjamin pendiginan yang baik
2. Selang rem
Untuk jalurnya fluida atau minyak rem
3. Plat pengatur pad
Untuk menahan rem
4. Plat momen
Penahan silinder agar tidak jatuh
5. Pad rem
Untuk menghentikan piringn rotor yang sekaligus menghentikan kendaran
6. Pegas penahan pad
Untuk menahan pad rem agar tidak goyang atau pad rem tidak lepas karena tergajal
7. Pegas anti berisik
Agar pada saat pengereman berlangsung pad rem tidak berisik
8. Shim anti cicit
Untuk menganjal pad rem pada silinder rem agar tidak lepas
9. Silinder rem
Sebagai wadah dari pad rem
B. Rem tromol
a) Plat penahan
b) Silinder roda
c) Pegas pembalik
d) Sepatu rem
e) Pen pegas
f) Tromol rem
g) Tuas sepatu
h) Tuas penyetel.
1.2 Fungsi Komponen-komponen Rem Tromol
1. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang berfung sebagai menahan silinder roda dan sepatu rem bagian yang tidak berputar;
2. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master silinder
3. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk membebaskannya dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
4. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;
5. Pen pegas penahan sepatu;
6. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama – sama roda;
7. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;
8. Tuas penyetel.
1.3 TIPE REM TROMOL
1. Tipe Rem Tromol
a. Tipe Leading Trailing
Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe.
b. Tipe Two Leading
Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu piston. Keuntungan tipe ini yaitu : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
c. Tipe Dual Two Leading
Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat kendaraan maju maupun mundur.
d. Tipe Uni-Servo
Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston.Keuntungan : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
e. Tipe Duo-Servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder dengan 2 piston.Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.
2.6 Sistem Rem
Sistem rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau memungkinkan perkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti ditempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
2.7 Prinsip Rem
Kendaran tidak dapat berhenti segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dapat di kurangin dengan maksud menurunkan kecepatan gerakan hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaiknya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.
2.8 Tipe Rem
Rem yang dipergunakan pada kendaran bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa type tergantung pada penggunaannya.
1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaran.
2. Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
3. Rem tambahan (auluxialy brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk diesel dan kendaran berat.
4. Engines break digunakan ada kalanya untuk menurunkan kecepatan kendaraan, Beaking effect (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putarn dari mesin itu sendiri, tidak ada khusus yang diperlukan, untuk ituengine break tidak diterangkan
1. Rem Kaki
Rem kaki (foot break) di kelompokan menjadi dua tipe, yaitu :
1. Rem hidraulis (hydraulic break)
Rem hidraulis lebih respond lebih cepat dibanding tipe lainnya, dan juga konstruksinya yang khusus dan handal (superior design flexibility). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem hidraulis banyak digunakan pada kendaran penumpang truk ringan.
Cara kerja rem hidraulis sebagai berikut: rem hidraulis menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan daya pengereman.
2. Rem panematik (peneumatic break)
Sistem rem panematik termasuk kompresor atau jenis yang menghasilkan udara, udara yang bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe sistem rem ini banyak digunakan pada kendaran berat seperti truk dan bus.
2. Rem Parkir
Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk memarkir kendaraan. Rem parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake Kendaraan penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau niaga menggunakan tipe center brake.
3. Rem Tambahan
fungsi utama rem adalah mengurangi putaran roda, bukan sebagai alat penghenti kendaraan. masih banyak ditemukan mobil tanpa fitur ABS akan tetap meluncur meskipun sudah menginjak rem. Ini bukan masalah persoalan roda yang masih berputar, tapi adanya gaya sentrifugal, yang berbanding lurus dengan kecepatan mobil (semakin cepat mobil, semakin besar gaya sentrifugal).
2.9 Mekanisme Kerja Rem
A. Master Silinder
Master silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis.
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga master silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda. Master silinder tipe ganda banyak digunakan dibandingkan tipe tunggal.
B. Booster Rem
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk dapat menghentikan kendaraan dengan segera. Boster rem melipat gandakan (2 sampai 4 kali) daya penekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh.
Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri.
Boster rem mempunyai diaphragma (memberan) yang bekerja dengan adanya perbedan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin. Master silinder di hubungkan dengan pedal dan memberan untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal,boster rem dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga boosternya saja yang hilang dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaran dapat direm normal tanpa bantuan boster. Untuk kendaran yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan pompa vacum karena kevacuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat.
Boster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian belakang (ruang tekan variasi), dan masing-masing ruang dibatasi dengan memberan dan piston booster.
Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara, katup vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem melalui batang penggerak katup (valve operating road).
C. Katup Penyeimbang
Kendaran dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan. Gesekan ini akan sesuai adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran yang mesinnya terletak didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian belakangnya, bila kendaran direm, maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya intertia, dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya, maka roda belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukaan jalan) ini disebabkan oleh daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda belakang gesekan akan menurun, dan roda belakang bergerak kekanan dan kekiri dan sukar terkontrol dan ini sangat berbahaya.
Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang atas tersebut disebut katup pengembali (proportioning valve) atau bias disebut katup P. Alat ini bekerja secara otomatis menurutkan tekanan hidraulis pada silinder roda belakang dengan demikian daya pengereman (daya cengkeram) pada roda belakang akan berkurang.
Di samping katup P, efek yang sama akan diperoleh dari load silinder and proportioning valve (LSPV) yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai
Dengan beban, proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan tekanan master silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila system rem tidak dapat berfungsi, katup decelaration sensing proportioning valve (DSPV) yang membedakan tekanan awal split point sesuai dengan, deselerasi selama pengereman dan perlengkapan lainnya.
C. KOMPONEN REM
1. Pedal rem
Pedal Rem adalah komponen pada sistem rem yang dimanfaatkan oleh pengemudi untuk melakukan pengereman.
Fungsi pedal rem memegang peranan yang penting didalam sistem rem. Tinggi pedal harus dalam tinggi yang ditentukan. Jika terlalu tinggi, diperlukan waktu yang lebih banyak bagi pengemudi untuk menggerakkan dari pedal gas ke pedal rem, yang mengakibatkan pengereman akan terlambat. Sebaliknya jika tinggi pedal terlalu rendah, akan membuat jarak cadangan yang kurang yang akan mengakibatkan gaya pengereman yang tidak cukup.
Pedal Rem juga harus mempunyai gerak bebas yang cukup. Tanpa gerak bebas ini, piston master silinder akan selalu terdorong keluar dimana mengakibatkan rem akan bekerja terus dikarenakan adanya tekanan hidrolis yang terjadi pada sistem rem.
Selain itu, harus terdapat jarak cadangan pedal yang cukup pada waktu pedal rem ditekan; kalau tidak terdapat jarak cadangan, maka pada saat pedal ditekan rem tidak akan bekerja maksimal.
2. Booster rem
Booster rem merupakan satu komponen pada sistem yang dipasangkan menjadi satu dengan master silinder dan setelah pedal rem, yang berfungsi untuk mengurangi tenaga yang diperlukan pengemudi dalam pengereman dan melipat gandakan daya penekanan pedal sehingga daya pengereman yang lebih besar diperoleh.
Daya Booster rem karena adanya kevakuman dari intake manipol.
Komponen – komponen boster rem :
- Piston
- Diaphragm spring
- Push rod
- Diaphragm
- Air cleaner element
- Vacuum.
3. Master Silinder
Master Silinder mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolis. Master silinder terdiri dari resevoir tank yang beri minyak rem, demikian juga piston dan siliner yang membangkitkan tekanan hidrolis.Master silinder ada 2 type yaitu :Tipe Tunggal : Tipe plungger, Tipe konvensional dan tipe portles;Tipe Ganda : Tipe ganda konvensional dan tipe double konvensional.
4. Katup P
Katup P (Propotioning Valve/Katup Pengimbang) berhubung rem depan membutuhkan tenaga pengereman yang lebih besar dari rem pada rem belakang, sehubungan dengan pemindahan berat kendaraan yang terjadi pada waktu melakukan pengereman yang kuat.
5. Flexible hose
Flexible hose/slang flexible menghubungkan pipa rem dan rem roda untuk mengimbangi gerakan suspensi.Pipa-pipa rem berfungsi untuk menyalurkan minyak rem dari master silinder ke rem.
6. Tuas rem parkir/rem tangan
Tuas rem parkir/rem tangan dan kabel rem tangan berfungsi untuk mengerem roda-roda belakang secara mekanis melalui batang penghubung dan kabel-kabel. Juga untuk parkir kendaraan pada jalan turun / mendaki.
7. Rem Cakram
Rem Cakram/Rem Piringan untuk memberi gaya pengereman kepada roda-roda depan.Rem piringan walaupun banyak jenis rem piringan prinsip kerjanya adalah bahwa sepasang pad yang tidak berputar menjepit rotor piringan yang berputar menggunakan tekanan hidrolis, menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan kendaraan.
Rem piringan efektif karena rotor piringannya terbuka terhadap aliran udara yang dingin dan karena rotor piringan tersebut dapat membuang air dengan segera. Karena itulah gaya pengereman yang baik dapat terjamin walau pada kecepatan tinggi. Sebaliknya berhubung tidak adanya self servo effect, maka dibutuhkan gaya pedal yang lebih besar dibandingkan dengan rem tromol. Karena alasan inilah booster rem biasanya digunakan untuk membantu gaya pedal.
Bagian-bagian rem piringan :
- Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat bagi kaliper dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju di dalam bushing. Pen diberi perapat untuk mencegah masuknya debu dan air.
- Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan menggunakan piston pada silinder guna menciptakan gesekan yang menyebabkan terjadinya pengereman.
- Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar bersama roda.
- Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk kedalam kedalam saluran udara.
- Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder dan menekan pad terhadap rotor piringan tatkala piston terdorong oleh tekanan hidrolis.
- Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama-sama denga pen utama, memberi tempat kepada silinder dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju melalui bushing.
- Plat Penahan terpasang pada bagian dari as, menunjang gerakan silinder yang terjadi pada saat pad menjepit rotor piringan.
Rem Tromol memberikan tenaga pada roda-roda belakang baik secara hidrolis maupun mekanis.
Fungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari tromol yang berputar bersama-sama dengan roda, untuk menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak dipakai pada kendaraan penumpang dan kendaraan komersial.
Rem Tromol tahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan karena mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda-roda belakang yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.
Bagian-bagian rem tromol :
- Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda dan sepatu rem bagian yang tidak berputar.
- Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master silinder.
- Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk membebaskannya dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan.
- Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol.
- Pen pegas penahan sepatu.
- Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama-sama roda.
- Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol.
- Tuas penyetel.
D. Trouble shooting
Rem adalah suatu komponen keselamatan (safety) utama dalam berkendara. Piranti ini sangat mungkin sekali terjadi kerusakan, terutama bila jarang dilakukan pengecekan atau perawatan berkala. Suatu komponen yang berperan penting didalam sistem rem adalah kampas rem, kampas rem merupakan bahan yang terbuat dari campuran keramik dan asbes yang akan mencengkeram atau menghentikan perputaran piringan cakram pada saat sistem pengereman bekerja. Kerusakan pada sistem pengereman dapat dianalisis dengan gejala-gejala berikut :
1. Bergetar
Saat Rem diinjak terasa getaran pada pedal rem. Hal ini disebabkan oleh permukaan disc break atau tromol rem yang sudah tidak rata lagi. Penanganannya adalah dengan membubut cakram atau tromol dibuat menjadi rata. Pemerataan dengan pemapasan mulai dari ketebalan 0.5-1.5mm masih dianggap aman. Namun, bila kondisi piringan sudah parah atau goresannya sudah terlalu dalam, lebih baik mengganti komponennya.
2. Mengeluarkan Bunyi Dan Terasa Berat Saat Direm
Injakan terasa berat atau keras dan kadang mengeluarkan bunyi mendesis. Pada umumnya mobil moder sudah menggunakan booster untuk memperingan injakan pedal. kalau berat berarti permasalahan ada di bagian Booster.
3. Kurang Mencengkeram
Gejalanya terkadang mobil anda ketika direm masih membutuhkan waktu berapa meter untuk berhenti. Penyebabnya bisa karena kampas rem sudah tipis dan lapisan asbesnya sudah berkurang. penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem dengan segera supaya piringan atau teromol tidak tergerus.
4. Lari Kiri Atau Kanan
Pada gejala ini biasanya saat mobil di rem akan membuang ke salah satu arah. Hal ini disebabkan karena piston pada master rem salah satu roda macet. penanganannya adalah dengan mengganti seal dan piston pada master rem.
5. Rem Dalam
Saat di injak, pedal rem terasa dalam. Hal ini disebabkan karena kampas rem sudah tipis. penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem baru yang sesuai jenisnya.
6. Rem Harus Dikocok/Dipompa
Sebelum dipompa pada pedal rem, mobil tidak bisa berhenti. Kemungkinan ada yang bocor sehingga minyak rem berkurang dan kemasukan angin. penanganannya adalah dengan mengecek kebocoran mulai dari master atas, slang sampai master bawah atau kaliper rem. Segera Anda perbaiki melalui langkah membuang angin (bleeding) untuk mengeluarkan angin.
E. PERAWATAN SISTEM REM
Kendaraan yang melaju tentunya perlu suatu sistem yang berguna untuk menghentikan atau mengontrol kecepatannya, itu adalah definisi sistem rem dan juga alasan mengapa sistem rem dibuat.
pada kendaraan bermotor seperti mobil untuk rem depan sekarang sudah menggunakan sistem rem hidrolik yang artinya menggunakan fluida ( minyak ) untuk menggerakan sepatu rem.
Dan berikut adalah tips - tips yang perlu dilakukan untuk menjaga sistem rem tetap bekerja secara optimal demi menjamin keselamatan anda dalam berkendara :
1. Minyak rem
- Warna Minyak rem yang baik adalah yang berwarna terang. Bila sudah berwarna gelap menandakan kualitas minyak rem sudah buruk. Karena seiring pemakaian fluida rem akan panas terkena induksi dari kerja sepatu rem yang dapat menimbulkan udara yang bisa menyebabkan sistem rem mengalami kerusakan seperti karat dan kebocoran pada master rem dan komponen lainnya. Apabila warnanya sudah terlanjur sangat gelap keruh dan kotor sebaiknya dilakukan penggantian master rem set karena pasti sudah terjadi kerusakan dalam master rem karena karat dan komponen karet-karet di dalamnya sudah lemah.
- Usahakan Ketinggian minyak rem berada di indikator MAX di dalam reservoir minyak rem. Karena apabila ketinggiannya berkurang menandakan ada kebocoran dalam sistem rem atau ketebalan sepatu rem sudah menipis. Disarankan untuk segera lakukan pengecekan sistem rem ke bengkel resmi agar kualitas tetap terjamin dan dapat dipertanggung jawabkan. Apabila ketinggiannya turun sangat signifikan, kemungkinan terjadi kebocoran pada sistem rem. Segeralah periksakan ke bengkel.
2. Slang - slang sambungan sistem rem
- Periksalah slang-slang secara visual dan amati secara seksama dari kebocoran. Ciri-ciri terdapat kebocoran adalah :
- Periksalah slang-slang dari debu dan berlembab
- Periksalah slang-slang dari keretakan, apabila ada sedikit apapun sebaiknya ganti lah slang-slang persambungan rem tersebut karena sistem rem memiliki tekanan dalam fluidanya yang memungkinkan keretakan akan lebih besar lagi.
3. Sepatu rem ( kanvas rem ) / Pad rem / Brake pad / Pad kit
Periksalah secara rutin ketebalan sepatu rem anda. Gunakanlah part asli karena bila menggunakan part lokal bahannya terlalu keras sehingga piringan rem yang akan habis / rusak. Usahakan agar ketebalan minimalnya adalah "2 mm dari indikator ketebalan rem" nya. Bukan dari ketebalan remnya. Sehingga anda mempunyai waktu untuk membawanya ke bengkel untuk melakukan penggantian sepatu rem.
4. Piringan rem ( rotor )
Lihat permukaan piringan rem secara visual dari kerataan permukaannya, karena sangatlah penting demi menghasilkan proses pengereman yang sempurna. Permukaan yang tidak rata dapat mengakibatkan getar pada pedal rem saat di lakukan pengereman.
5. Caliper rem ( Cakram )
Periksalah kinerja dari kaliper rem terhadap korosi dan kemacetan pin-pinya dan juga piston rem. Karena caliper rem yang macet dapat mengakibatkan blokir ( kendaraan cenderung berbelok ke satu arah saat dilakukan pengereman ). Pemeriksaan mudahnya adalah dengan cara mengangkat kendaraan dan putarlah ban dengan tangan dan lihatlah kelancaran perputarannya dan lebih baik lagi bandingkan antara roda kiri dan kanannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah:
1. Rem di rancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta untuk memungkinkan parker pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman. Menurut para ahli permobilan rem merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan berkendara dan juga dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
2. Tipe Rem
Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat di golongkan menjadi beberapa tipe tergantung penggunaannya :
- Rem kaki
- Rem parkir
- Rem tambahan
3. Pinsip kerja rem
- Ketika kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak di hubungkan) dengan pemindahan daya, kendaraan cenderung tetep bergerak. Kelemahan ini harus di kurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetic kembali menjadi energy panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja di sebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.
4. Bahan-bahan pembuat pada komponen rem yaitu :
- Baja pres merupakan bahan pembuat backing plat, yang dibuat pada axle housingatau axle carier bagian belakang.
- Pelat baja merupakan bahan pembuat sepatu rem. Umumnya kanvas(lining) terbuat dari campuran fiber metallic, brass, lead, plastik, dan sebagainya dan diproses dengan ketinggian panas tertentu.
- Besi tuang merupakan bahan pembuat Tromol rem, Piringan Rem Cakram. Besi kasar kelabu yang dicairkan bersama-sama dengan besi tua dan baja. Bahan tambahan yang dipakai biasanya kapur, silisium yang memperkuat dan mempertinggi titik cair. Agar bahan menjadi kulaitas terbaik maka harus ditambahkan nikel atau krom ketika proses peleburan.
- Campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi merupakan bahan pembuat pad rem.
5. Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem rem
- Gejala : Gerakan pedal rem terlaludekat dengan lantai
- Gejala: Semua rem seret atau keset
- Gejala: Rem membanting kesatu arah
- Gejala: Injakan pedal rem terlalu kasar
- Gejala: Roda terkunci
- Gejala: Rem selip
B. SARAN
- Dalam sistem rem ini, pengguna kendaraan diharapkan memahami fungsi rem, jenis-jenis rem, serta permasalahan yang sering terjadi pada sistem rem.
- Sebaiknya para pengemudi memperhatikan betapa pentingnya mengetahui fungsi dari setiap jenis rem, dan permasalahan yang sering terjadi pada rem.
- Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan referensi bagi pembaca.
Terimakasih sebesar besarnya atas dukungan dan kerjasamanya yang telah membantu membuat makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik kalangan pelajar maupun bukan pelajar. Kurang lebih nya mohon maaf bila ada salah kata yang tidak berkenan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1997. New Step 1 Training. Jakarta : P.T. Toyota Astra.
Sucahyo, Bagyo, Dkk. 1997. Mesin Tenaga.Surakarta : Tiga Serangkai
Darmawan, Iwan. 2003. Merawat dan Memperbaiki Mobil Bensin. Jakarta : Puspa
Swara
Anonim. Makalah Rem Mobil. Available from: http://tssekolah.blogspot.com
Anonim. Cara Kerja Rem ABS. Available from: www.rentalmobilbali.net
Anonim. Sistem dan Jenis-jenis rem pada mobil. Available from:
www.rentalmobilbali.net
I. Solihin. Drs, Mulyadi. S.Pd., 2002 Perbaikan Chasis dan pemindahan tenaga, SMK. Tingkat 2, Bandung, CV. ARMICO.
No comments:
Post a Comment